Seperti kita ketahui dewasa ini dunia sedang menjalani era penuh fitnah seperti yang diprediksikan Rasulullah صلى الله عليه و سلم limabelas abad yang lalu. Di dalam era ini kebanyakan orang yang mengaku muslim taqlid buta mengekor kepada cara hidup kaum yahudi dan nasrani yang sedang Allah subhaanahu wa ta’aala izinkan memegang kendali kepemimpinan global dunia modern.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْشِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِي جُحْرِ ضَبٍّلَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ آلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak sekalipun kalian pasti akan mengikuti mereka.” Kami bertanya; “Wahai Rasulullah, apakah mereka itu kaumYahudi dan Nasrani?” Beliau menjawab: “Siapa lagi kalau bukan mereka?” (HR Muslim – Shahih)
Dewasa ini dunia berada di bawah hegemoni masyarakat barat, Amerika dan Eropa, yang tidak lain ialah the Judeo-Christian Civilization (Peradaban Yahudi-Nasrani)…! Kemudian sebagian besar manusia di dunia Islam cenderung mengikuti kebiasaan cara hidup kaum yahudi dan nasrani, perlahan tapi pasti, sampai ke tingkat jika sudah jelas-jelasan mereka masuk ke lubang biawak sekalipun, namun tetap saja kaum muslimin mengikuti mereka sehingga ikut masuk ke dalam lubang tersebut bersama-sama dengan mereka.
Jika masyarakat Amerika-Eropa sudah jelas menjadi rusak karena kebebasan individu (baca: haka asasi manusia) misalnya dengan munculnya fenomena LGBT (lesbian-gay-bisex dan transgender), lalu di masyarakat muslim tetap saja ditemukan komunitas yang turut latah membela bahkan “berjihad” demi legalnya fenomena serupa di negeri muslim. Jika masyarakat barat liberal sudah jelas menjadi masyarakat kurang ajar lantaran falsafah kebebasan ekspresi sehingga sosok mulia Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم dengan seenaknya dihina, tetap saja sebagian orang yang mengaku muslim masih berteriak membela falsafah kebebasan berpendapat tersebut yang jelas-jelas bertolak-belakang dengan petunjuk Allah subhaanahu wa ta’aala dan Rasul-Nya Muhammad صلى الله عليه و سلم …!
Masyarakat yahudi-nasrani mendewakan ajaran demokrasi sehingga menyebar-luaskan faham pluralisme ke seluruh dunia. Faham yang kata mereka tidak lagi akan menilai, mendiskriminasi dan membedakan manusia berdasarkan perbedaan agama dan keyakinannya. Ajaran yang mendorong banyak orang di dunia Islam dengan ringannya berkata: ”Semua agama sama. Semua agama baik. Semua agama benar.” Tetapi tatkala sudah jelas terjadi penganiayaan terhadap kaum muslim di Palestina, Irak, Suriah, Afghanistan serta Burma, masyarakat dan pemerintah-pemerintah di barat tidak berbuat suatu apapun demi membela kaum muslim tersebut. Sebaliknya, bila ada seorang saja dari masyarakat barat, baik yahudi ataupun nasrani, yang terzalimi apalagi terbunuh di negeri muslim, maka mereka segera mengerahkan segala daya dan upaya mereka untuk mempermasalahkannya hingga menghukum dengan keras tersangka pelaku bahkan seluruh negeri muslim itu. Sesudah sekian kali kasus seperti ini terjadi, masih saja ditemukan banyak orang yang mengaku muslim dengan yakinnya tetap membela, memperjuangkan bahkan “berjihad” demi demokrasi dan pluralisme…!
Sungguh menghadapi kondisi penuh fitnah dewasa ini terasa betapa pentingnya setiap malam seorang muslim bersyukur memanfaatkan “hidangan Allah” berupa fasilitas sholat tahajjud atau qiyamul-lail. Dan perlu digaris-bawahi bahwa dalam bacaan pembukaan sholat tahajjud Nabi Muhammad صلى الله عليه و سلم biasa membaca sebuah doa yang sangat relevan dengan kondisi penuh fitnah di zaman modern ini. Sebuah doa yang jika dikabulkan Allah subhaanahu wa ta’aala niscaya akan menyebabkan si muslim sanggup membebaskan diri dari fitnah-fitnah yang sengaja disebar-luaskan oleh penguasa global kuffar yahudi-nasrani. Niscaya mereka akan sanggup keluar dan selamat dari perangkap faham-faham dan ideologi-ideologi produk manusia kafir masyarakat barat, baik itu sekularisme, pluralisme, liberalisme, materialisme, demokrasi, nasionalisme, hedonisme dan lain-lain.
Perhatikanlah:
اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍTelah menceritakan kepada kami Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf ia berkata, saya bertanya kepada Aisyah Ummul mukminin, “Do’a iftitah apakah yang dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika membuka shalat malamnya?” Aisyah menjawab, “Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam shalat malam, beliau membaca do’a iftitah sebagai berikut: “ALLAHUMMA RABBA JABRAA`IIL WA MIIKAA`IIL WA ISRAAFIIL FAATHIRAS SAMAAWAATI WAL ARDLI ‘AALIMAL GHAIBI WASY SYAHAADAH ANTA TAHKUMU BAINA ‘IBAADIKA FIIMAA KAANUU FIIHI YAKHTALIFUUN IHDINII LIMA UKHTULIFA FIIHI MINAL HAQQI BIIDZNIKA INNAKA TAHDII MAN TASYAA`U ILAA SHIRAATHIN MUSTAQIIM (Ya Allah, Rabb Jibril, Mika`il, dan Israfil; Maha pencipta langit dan bumi, Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah Hakim di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang mereka perselisihkan, tunjukilah aku jalan keluar yang benar dari perselisihan mereka, sesungguhnya Engkau Maha pemberi petunjuk kepada jalan yang lurus, bagi siapa yang Engkau kehendaki).” (HR Muslim –Shahih)
by: Ihsan Tandjung
0 komentar