Alangkah banyaknya pekerjakan yang telah
kita kerjakan dari pagi hingga petang, dan kadang berlanjut hingga
tengah malam, bahkan ada yang bersambung hingga pagi berikutnya. Akan
tetapi, apakah itu semua telah dibarengi dengan sesuatu yang amat
penting yang akan menjadikan semua aktivitas kita bermakna? Ia adalah
niat, maksud dan tujuan. Ia adalah ruh dari semua amal perbuatan kita.
Disitulah letak pandang dan penilaian Allah SWT.
Kemuliaan seseorang tergantung pada apa yang di kandung hatinya. Penarik becak, penjual bakso, seorang ustadz, pejabat dan semuanya, sama-sama jelek di hadapan Allah SWT, jika yang terkandung di dalam hatinya adalah rencana busuk, niat yang jelek dan tujuan yang tidak baik. Begitu juga sebaliknya mereka sama-sama mulia di hadapan Allah SWT, jika yang terkandung di dalam hatinya maksud yang mulia. Rasulullah SAW pernah bersabda, bahwa karena niat yang terkandung di hati ada pekerjaan terlihat dalam bentuk dunia akan tetapi dinilai oleh Allah SWT sebagai amal akhirat, ada amal yang terlihat sebagai amal akhirat akan tetapi, dinilai Allah SWT sebagai amal dunia yang buahnya tidak bisa di petik di akhirat.
Seseorang yang sedang mengerjakan shalat, berdakwah dan berinfaq mendapatkan nilai maksiat jika semua itu dilakukan tidak disertai niat baik yang tulus dalam mengabdi kepada Allah SWT. Akan tetapi bisa jadi bagi mereka yang hanya berurusan dengan pasar, sawah dan perusahaan akan mendapatkn nilai jihad dan kemuliaan karena ketulusan hatinya dalam merindu ridho Allah SWT di penghujung harapannya.
Marilah kita insyafi makna ini agar aktivitas kita ada nilainya dihadapan Allah SWT. Dan Sebelum kita pergi melaksanakan aktivitas, marilah menghadap kepada Allah SWT dengan air wudhu lalu sholat hajat dua rokaat, kemudia memohon kepada Allah SWT agar mempermudah urusan kita, lalu kita tutup dengan merenungi apa yang ada di hati kita. Sudahkah kita berniat yang baik dan rindu ridho Allah SWT dalam aktivitas ini? Kemudian, senantiasa sertakan makna ini sepanjang kita beraktivitas. Jika kita benar-benar serius dan tulus dalam merenung ini sungguh sepanjang kita beraktivitas akan terjauh dari pelanggaran kepada Allah SWT. Sebab yang menuju Allah SWT akan senantiasa mengambil cara yang di ridhoi Allah SWT agar sampai kepada tujuan. Dan tujuan sebaik apaun jika cara yang kita ambil untuk sampai ke tujuan tidak baik, itu pertanda bahwa niat dan tujuan kita bukanlah yang baik. Dan bagaimanapun juga kita tidak akan sampai kepada tujuan yaitu ridho Allah SWT.
(mutiara hikmah buya yahya)
0 komentar