Bunda, hati-hati! Jika Anda terlalu sering membiarkan stress
mempengaruhi perhatian Anda terhadap anak, anak bisa tumbuh menjadi
individu yang mudah stress.
Cynthia Schames, seorang ibu dari anak kembar perempuan dan laki-laki dari New York, bercerita tentang bagaimana kedua anaknya seolah bisa merasakan stress yang sedang dialaminya.
“Jika pada satu hari saya merasa stres, mereka seperti dapat merasakannya. Saat saya menyuapi mereka dengan sedikit gusar atau terlalu cepat, mereka jadi lebih rewel. Mereka akan menyembur-nyembur makanan di sendok mereka dan sulit untuk minum susu formula.”
Saat orang tuanya, terutama Bunda, mengalami stress, anak akan merasa perhatian yang mereka dapatkan berkurang. Mereka akan merasa terabaikan dan terjauhi. Memang, anak-anak dengan usia dibawah 5 tahun belum dapat memahami apa yang sedang dirasakan orang tuanya lewat kata-kata. Namun, mereka dapat merasakannya.
Anak-anak juga akan mengadaptasi cara ibu mereka menangani stress. Jika Bunda menghadapi stress dengan tenang dengan pengaturan nafas, yoga, atau sekedar simple exercise seperti mengepel dan membersihkan keramik dapur, maka anak akan mencontohnya dan itu positif. Namun, jika Bunda saat stress malah mengomel dan menjadikan anak sebagai objek kemarahan, maka hal itulah yang akan mereka contoh di saat mereka besar nanti.
Satu hal penting yang perlu Bunda ingat, bahwa atmosfir stress yang Bunda tebarkan kepada lingkungan anak akan membuat perkembangan mental dan emosi anak terganggu. Jadi, jangan Bunda kira stress yang Bunda alami tidak berpengaruh buruk pada anak, ya.
Oleh: Mazhi
0 komentar