Suatu ketika Rasulullah SAW becerita
tentang seorang yang tampil sebagai orang yang merindukan Allah SWT.
Sebagai yang menuju Ridho Allah SWT. Dan sebagai yang berharap kepada
Allah SWT. Akan tetapi ia adalah orang yang tidak peduli terhadap dosa
dan tidak pernah menyesali atas kesalahannya. Lalu Rosulullah berkata, [“Bagaimana do’anya akan terkabul?” Bagaimana harapannya terpenuhi?
Bagaimana kerinduannya terobati? Sementara dia adalah orang yang gemar
dengan dosa, makan dan minumnya dari yang haram, serta berpakain dari
yang haram."]
Sahabatku dari gambaran perilaku tersebut bisa di fahami artinya ada yang menghalangi langkah-langkah kita menuju Allah SWT. Dan ada yang menghambat perjalanan kita menuju Keridhoaan Allah SWT. Yang berjuang dengan sungguh-sungguh dalam menempuh jalan menuju Allah SWT akan menemui kesia-siaan jika ia tidak sadar akan adanya penghalang serta berusaha untuk menghilangkannya. Penghalang itu adalah dosa, dan untuk menghilangkannya adalah dengan bertaubat. Maka taubat adalah hal pertama dan utama yang harus dilakukan bagi seseorang yang ingin menempuh jalan menuju Ridho Allah SWT. Dan yang bisa bertaubat, hanyalah orang yang pernah merenungi dosa-dosanya serta menyadari segala kesalahannya.
Renungkanlah wahai sahabat! Bagaimana bisa bertaubat orang yang tidak pernah menyesali dosa-dosanya dan bagaimana bisa menyesal orang yang tidak pernah merenungi kesalahannya. Merenungi bahwa kesalahan adalah sebab murka Allah SWT. Dan jika Allah SWT murka maka Allah SWT akan menyiksanya.
Sungguh dosa sebesar apapun jika disesali lalu memohon ampun dengan sungguh-sungguh maka Allah SWT akan mengampuni. Begitu juga dosa sekecil apapun jika tidak pernah disesali maka Allah SWT tidak akan mengampuni. Yang telah bertaubat akan kembali bersih seperti yang belum pernah berdosa. Yang telah bertaubat menjadikan Syaitan sangat menyesal dan kecewa tiada terkira. Bahkan satu hal yang menakjubkan bagi Rasulullah SAW adalah orang yang terjerumus dalam dosa dan maksiat, lalu ia bertaubat disaat ia masih mudah dan memiliki banyak peluang untuk terus melakukan dosa tersebut .
Sahabat, Pernahkah kita merenung? Jika kematian menjemput sementara dosa-dosa kita belum diampuni oleh Allah SWT. Sudahkah kita sadari? Jika dosa belum diampuni itu artinya Allah SWT akan menyiksa kita di alam barzah dan akan dilanjutkan dengan siksa di akhirat kelak. Alangkah mengerikannya siksa dan murka Allah SWT. Sudahkah kita menangis di tengah malam, saat kita mengadu kepada Allah SWT? Sudahkah kita menangis, saat kita teringat dosa-dosa? Sudahkah kita mengangis di saat kita memohon ampun kepada Allah SWT? Jangan ragu dengan Allah SWT! Allah SWT akan mengampuni dosa sebanyak apa pun jika kita menyesalinya. Dan Allah SWT tidak akan mengampuni dosa sekecil apa pun jika kita tidak menyesalinya.
Sungguh saat terindah adalah saat menitikan air mata penyesalan atas dosa-dosa. Dan mata yang menangis karena takut murka Allah SWT tidak akan menangis lagi kelak di akhirat disaat mata-mata orang berdosa pada menangis. Menangislah!Menangislah kerena dosa-dosa! Jika kita belum bisa menangis maka berusahalah terus untuk menangis. Dan jika kita masih tidak bisa mengangis maka menangislah karena kita telah tidak bisa menangis. Sebab saat itu hati kita teramat keras. Dan sungguh hati yang keras bukanlah lahan yang subur untuk menanam kerinduan dan cinta kepada Allah SWT. Hati yang keras akan subur dengan lumut ketakaburan yang hanya akan menjauhkan seseorang dari menerima dan menginsyafi kebenaran.
Menangislah wahai sahabatku untuk untuk
menyesali semua dosa- dosa yang telah kita perbuat. Itulah tangisan
indah, tangis Penyesalan.
Wallahua’lam..
(mutiara hikmah buya yahya)
0 komentar