Dalam era industri yang
berkembang pesat seperti sepuluh tahun terakhir ini, jumlah sperma ikut
mengalami penurunan. Penurunan tersebut diduga akibat gaya hidup yang
tidak sehat seperti pola makan yang tidak baik dan kurang bergerak
aktif.
Dalam studi yang dilakukan tim dari University of Southern
Denmark ini, para peneliti melakukan survei terhadap 1.000 pria yang
berusia rata-rata 20 tahun. Mereka menanyai peserta tentang jadwal,
gangguan, dan kebiasaan tidur peserta. Para peneliti juga melakukan
pengukuran terhadap ukuran testis dan jumlah sperma. Selain itu,
dianalisis pula kualitas sperma.
Pria dengan gangguan tidur
seperti insomnia, hobi begadang, tidak memiliki jadwal tidur yang pasti
sepanjang malam, dan sering terbangun tercatat mengalami penurunan
jumlah sperma hingga 29 persen. Mereka juga dilaporkan memiliki sperma
cacat sekitar 1,6 persen dan ukuran testis yang lebih kecil dibandingkan
dengan pria yang cukup tidur.
Terkait dengan teori gaya hidup
tidak sehat, para peneliti mengakui bahwa pria dengan kualitas tidur
buruk biasanya juga bergaya hidup tidak sehat dibandingkan dengan mereka
yang memiliki kualitas tidur yang baik.
Para peneliti
mengatakan, pria yang kurang tidur lebih mungkin untuk kelebihan berat
badan, minum lebih banyak alkohol, dan merokok lebih banyak daripada
mereka yang cukup tidur.
Studi yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology
ini belum dapat menentukan, apakah kurang tidur atau gaya hidup yang
tidak sehat yang menyebabkan menurunnya kualitas dan jumlah sperma. Para
peneliti mengatakan, perlu studi lanjutan untuk menentukan hal
tersebut.