Menjalani ibadah di bulan Ramadan akan kian sempurna bila dibarengi perbuatan yang menyenangkan orang lain. Sayangnya, banyak yang tak sadarkan diri, sifat dan perbuatannya bisa
mengurangi kekhusyu'an ibadah bulan Ramadan. Tak hanya sifat-sifat ini
merugikan diri sendiri karena mengurangi pahala ibadah, namun terkadang
memancing emosi orang lain sehingga merusak ibadah rekan kerja.
Sifat apa saja yang dapat mengganggu kekhusyu'an puasa ketika berada di tempat kerja?
1. Iri hati
Boleh-boleh saja Anda mengidamkan
pencapaian dan keberhasilan yang diperoleh rekan kerja. Tapi akan jadi
masalah jika mulai muncul pemikiran, “Seharusnya saya yang mendapatkan
itu.” Daripada menyakiti diri dengan rasa iri berlebihan, lebih baik
kembangkan rasa iri menjadi motivasi untuk mencapai kesuksesan yang
sama. Salah satu caranya, coba curi strategi atau ilmu rekan yang sukses
lebih dulu. Jadikan pengalamannya menjadi motivasi Anda dalam meraih
sukses dan membuat lompatan dalam karier.
2. Pemarah
Kemarahan tak akan membawa keuntungan
bagi siapapun di tempat kerja, melainkan hanya menghancurkan reputasi,
kredibilitas, dan profesionalisme Anda. Boleh-boleh saja jika Anda
terlalu bersemangat menangani sebuah proyek atau tak sependapat dengan
orang lain. Tapi alih-alih mengeluarkan emosi di depan orang, kendalikan
emosi menjadi sebuah tindakan yang membawa keuntungan di mata orang
lain. Dan ingat, berpuasa adalah ibadah untuk melatih kesabaran.
3. Tamak
Ungkapan “lebih cepat lebih baik”
mungkin baik untuk memotivasi diri. Tapi jika dilakukan tanpa persiapan
yang baik dan matang, Anda justru tak akan siap ketika melangkah ke
jenjang berikutnya. Ingin cepat-cepat mendapatkan sesuatu dengan proses
singkat justru membuat Anda tamak dan melupakan proses.
4. Lamban
Terlalu tergesa-gesa memang tak baik,
tapi terlalu lamban juga akan memberi dampak buruk untuk kemajuan karier
Anda. Kemalasan dan kelambatan tidak boleh ditolerir dalam urusan
kerja. Tak ada yang bisa disalahkan jika rekan Anda yang lebih rajin
kemajuannya pesat. Tapi ada potensi kelambanan Anda memancing emosi
seseorang dan mengurangi pahala puasanya.
5. Terlalu bernafsu
Menerapkan istilah “Rumput
tetangga lebih hijau” dalam bekerja adalah sebuah kesalahan. Anda hanya
akan buang waktu dengan terus memperhatikan urusan orang lain, bukannya
fokus menangani pekerjaan Anda. Jangan terlalu bergairah ikut campur
urusan orang lain. Bagaimana kalau napsunya dipergunakan untuk
menyelesaikan pekerjaan sendiri? Karena tak peduli betapa ambisiusnya
Anda, yang paling penting bagaimana performa kerja dan apa yang bisa
diberikan untuk posisi Anda sekarang. Dan bukankah berpuasa menuntut
seseorang menahan hawa nafsu?
6. Sombong
Terkadang orang terlalu membanggakan
pencapaian yang diperolehnya tanpa mengindahkan bantuan apa saja yang
pernah diterimanya dari orang lain. Ketika kesuksesan diraih, seseorang
akan lupa dengan orang-orang di sekitarnya, terutama di bawahnya. Mereka
menganggap kesuksesan itu buah solo-kariernya.
(riz/adm)
0 komentar