Bismillahirahmanirahim
Meskipun telah 9 th Rasulullah s.a.w menyampaikan ajaran agama islam
dan berusaha untuk menyampaikan petunjuk dan perbaikan kepada kaumnya di
kota Makkah Mukarramah,tetaph sangat sedikit (selain orang-orang yg
sudah memeluk islam) yang mau menerima ajakan beliau.Taif satu Bandar yang terletak kurang lebih
60 KM dari Mekah. Ia merupakan satu kawasan bukit. Dari atas bukit Taif,
kita boleh melihat Bandar Mekah.
Selain orang-orang seperti ini,ada juga
sebagian orang yg pada zahirnya belum memeluk agama islam ,tetapi mereka
telah bersedia untuk menolong usaha dakwah Rasulullah s.a.w .Kebanyakan
kaum kuffar di Makkah selalu menghalangi,mengganggu,dan mencemoohkan
Rasulullah s.a.w dan para sahabatnya. Para sahabat yang tidak bisa
berbuat apapun mereka tidak akan memperdulikan gangguan tersebut.
Paman Rasulullah s.a.w sendiri,yaitu Abu
Thalib,termasuk dalam golongan orang-orang yg belum memeluk
islam,tetapi hatinya sangat suka kepada Rasulullah s.a.w .Beliau merasa
senang untuk menolong Rasulullah s.a.w.
Pada tahun ke 10 setelah kenabian,ketika
Abu Thalib meninggal dunia,kaum kuffar semakin meningkatkan usaha
mereka dalam mencegah berkembangnya agama islam dan selalu berusaha
mengganggu kaum muslimin di mana saja dan kapan saja mereka
berkesempatan.
Suatu ketika Rasulullah s.a.w
merencanakan untuk pergi ke Thaif.Di sana ada kabilah Tsaqif,yaitu
kabilah yg sangat besar jumlahnya.Beliau berpendapat jika penduduk Thaif
memeluk islam,maka kaum muslimin bisa melepaskan diri mereka dari
siksaan dan cobaan kaum kuffar dan Thaif akan dijadikan sebagai pusat
penyebaran agama islam.
Setelah tiba di kota Thaif Rasulullah
s.a.w langsung menemui 3 orang yg oleh beliau dianggap sebagai pemuka
dan tokoh masyarakat setempat.Setelah Rasulullah s.a.w berbicara dengan
mereka,beliau mengajak mereka kepada Agama Allah s.w.t dan ikut membantu
menyebarkan agama yg dibawa oleh beliau.
Tetapi bukan saja menolak,bahkan mereka
enggan untuk mendengarkan ajakan Rasulullah s.a.w .Sikap tersebut
tidaklah sesuai dengan norma dan kebiasaan orang Arab yg biasanya
terkenal sangat menghormati tamu. Pada saat itu mereka menerima
Rasulullah s.a.w tanpa penghormatan sama sekali,bahkan mereka menyatakan
ketidaksukaanya jika Rasulullah s.a.w berada di tempat mereka.
Pada mulanya beliau berharap agar
kedatanganya kepada orang-orang yg dianggap sebagai tokoh masyarakat
akan diterima dengan kata-kata yg baik dan penuh kelembutan ,tetapi
beliau justru diterima dengan kata-kata yg kasar dan menyakitkan. Salah
seorang dari mereka berkata “Oh ,kamukah yg dipilih oleh Allah sebagai
nabi-Nya?” Yang lain mengatakan,”Apakah tidak ada orang lain yg lebih
pantas dipilih oleh Allah sebagai nabi?” Yang ketiga mengatakan ,”Saya
tidak mau berbicara dengan mu ,karena jika kamu benar-benar seorang nabi
seperti yg engkau akui.maka jika aku menolaknya,itu bukan suatu musibah
bagiku.Sebaliknya,jika engkau berbohong maka aku tidak sudi berbicara
lagi dengan mu”
Setelah bertemu dengan orang-orang yg
tdk bisa diharapkan seperti mereka itu,maka Rasulullah s.a.w berharap
dapat berbicara dengan orang-orang selain mereka. Ini memang merupakan
sifat Rasulullah s.a.w yg selalu bersungguh-sungguh dan teguh
pendirianya serta tidak mudah berputus asa.
Tetapi tidak satu pun dari mereka yg mau
menerimanya. Bahkan bukan saja mereka tidak mau menerima ajakan
Rasulullah s.a.w ,tetapi mereka juga menyuruh Rasulullah s.a.w dengan
mengatakan kepada beliau,”Cepat-cepatlah keluar dari kampung
kami,pergilah ketempat mana saja yg engkau sukai asalkan jangan di
sini.”
Ketika Rasulullah s.a.w tidak bisa
mengharapkan sesuatu apa pun dari mereka ,maka beliau pergi meninggalkan
tempat tersebut. Tetapi orang-orang di kota tersebut telah menyuruh
para pemudanya agar mengikuti Rasulullah s.a.w dan
mengganggunya,mengejeknya, serta melemparinya dengan batu. Sehingga
kedua belah sendal beliau penuh dengan cucuran darah. Dalam keadaan
seperti inilah Rasulullah s.a.w kembali dari Thaif.
Dalam perjalanan pulang beliau menjumpai
suatu tempat yg dirasa aman dari kejahatan orang-orang tersebut,maka
Rasulullah s.a.w berdoa kepada Allah s.w.t:
“Ya Allah,aku mengadukan kepada-Mu
akan lemahnya kekuatanku dan sedikitnya daya upayaku pada pandangan
manusia. Wahai yang Maha Rahim dari sekalian rahimin. Engkaulah Tuhanya
orang-orang yg merasa lemah,dan Engkaulah Tuhanku, kepada siapakah
Engkau serahkan diriku. Kepada musuh yg akan menghinaku ataukah kepada
keluarga yg Engkau berikan kepadanya urusanku,tidak ada keberatan bagiku
asal saja aku tetap dalam keridhaan-Mu. Dalam pada itu ‘afiat-Mu lebih
luas bagiku. Aku berlindung dengan cahaya wajah-Mu Yang Mulia yg
menyinari seluruh langit dan menerangi semua yg gelap dan atasnyalah
teratur segala urusan dunia dan akhirat, dari Engkau menimpakan atas
diriku kemarahan-Mu atau dari Engkau turun atasku adzab-Mu. Kepada
Engkaulah aku mengadukan urusanku sehingga Engkau ridha. Tidak ada daya
dan upaya melainkan melalui Engkau.”
Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan
oleh Rasulullah s.a.w. sehingga jibril a.s datang dan memberi salam
kepada beliau,dan berkata,
“Allah s.w.t mengetahui apa yg
terjadi dalam pembicaraanmu dg kaummu, dan Allah mendengar jawaban
mereka terhadapmu, dan Dia telah mengutus satu malaikat yg bertugas
mengurusi gunung-gunung kepadamu untuk melaksanakan apa saja perintah yg
diinginkan olehmu.”
Setelah malaikat itu datang dan memberi salam kepada Rasulullah s.a.w. ia berkata,
“Apa yg engkau perintahkan akan saya
lakukan. Jika engkau suka, saya sanggup membenturkan kedua gunung di
samping kota ini bertubrukan sehingga akan mengakibatkan siapa saja yg
tinggal di antara keduanya mati tertindih.Kalau tidak, apa saja hukuman
yg engkau inginkan, saya siap melaksanakanya.”
Rasulullah s.a.w. yg mempunyai sifat pengasih dan mulia itu menjawab,
“Saya hanya berharap kepada Allah
s.w.t. Jika mereka tidak menjadi muslim ,semnga pada suatu saat nanti
anak-anak mereka akan menjadi orang-orang yg menyembah dan beribadah
kepada-Nya.”
Faedah:
Inilah akhlak yg paling mulia,yg diri
kita mengaku sebagai pengikutnya.Tetapi sikap kita jika mendapatkan
kesulitan sedikit saja maka kita mencaci mereka bahkan akan membalas
dendam mereka. Kezaliman dibalas dg kezaliman. Inilah yg selalu kita
lakukan dan sudah menjadi kebiasaan kita sekarang.Sedangkan kita masih
selalu mengaku sebagai pengikut Nabi Muhammad s.a.w.
Seharusnya pengakuan tersebut tingkah
laku kita juga harus selalu mengikuti beliau. Rasulullah s.a.w. sendiri
jika mendapat kesulitan dan penderitaan yg pedih dari orang lain tidak
pernah membalas keburukan tersebut dg doa keburukan bagi mereka,dan
tidak pernah berkeinginan membalas dendam kepada mereka. dan sudah
sepantasnya kita menghargai perjuangan beliau dalam menyebarkan agama
islam sehingga pada hari ini kita berada dalam agama yg benar ini.
Tetapi kenyataan saat ini banyak yg
melalaikan perjuangan beliau bahkan menyepelekan dan tidak perduli
sehingga keimanan kita semua menjadi runtuh dan agama ini
berangsur-angsur rusak.nauzubillahiminzaliq ,semoga kita bukan termasuk
orang-orang yg lalai akan perintah dan nikmat-Nya. Aamiin YRA
0 komentar