Hay friends, Dengerin lagu yuks
Hehehehe ..
Irra Agustiyanti

Female, 42 years

USU Ekonomi Manajemen

irra.feisal@windowslive.com

Inti Duta Surya

Tiban Riau Bertuah

Batam, Indonesia

'Hi...Wish u enjoy at My Blog.....'
Journey of Destiny

Rabu, 31 Juli 2013

Antara Ibu Atau Istri

Ketika seorang lelaki dihadapkan pada pilihan, ibu atau istrinya, mana yang harus ia dahulukan ?

 
Jadi teringat salah satu scene sinema Ramadhan 2 tahun lalu 'Para Pencari Tuhan 5' yang menceritakan tentang bagaimana seorang suami dihadapkan pada kondisi dilematis, harus memilih atau mendahulukan siapa, antara ibu atau istrinya. Azam (Agus Kuncoro) memilih untuk keluar rumah dan pura - pura tidak mendengar apapun, ketika ibu dan Aya (Zaskia) istrinya, memanggil namanya dari dalam kamar mereka pada waktu yang bersamaan. Baginya itu adalah yang paling adil, ketimbang bingung memutuskan harus masuk ke kamar yang mana. Hingga celetuk Azam yang terakhir kudengar, "Ibu dan istriku... keduanya adalah pintu surga yang sama - sama sulit......"

 
Dan masih banyak scene - scene lain, yang mengisahkan hal serupa. Yang dari kesemuanya, selalu membuatku tersenyum - senyum geli sendiri namun akhirnya merenung dan tergelitik untuk menuliskan ini.

Hasil surveyku terhadap beberapa kawan lelaki, hampir keseluruhan dari mereka, adalah 'anak ibu'. Bukan. Bukan berarti anak ibu yang aku maksud di sini adalah anak manja yang selalu bersembunyi di balik ketiak ibunya. Anak ibu yang kumaksud, adalah mereka yang begitu menyayangi dan sangat dekat sekali dengan ibunya. Ya, sebengal apapun dia, secuek apapun sosoknya, tapi saat dihadapkan pada satu kata, ibu, semua tadi langsung berganti dengan kelembutan dan kasih sayang. Aku pribadi, adalah seseorang yang begitu mengagumi siapapun lelaki yang sangat menyayangi dan memuliakan ibunya. Karena biasanya, dengan sikap dasar itu, mereka pun akan selalu memuliakan wanita, termasuk istrinya nanti.

Lalu bagaimana jika suatu hari nanti kita dihadapkan pada kondisi, memiliki suami yang begitu menyayangi ibunya ? Atau sebaliknya, memiliki ibu mertua yang sangat menyayangi anak lelakinya ? Tak perlu meriang dan panas dingin dulu. Yuk, coba kita pahami lagi bagaimana kedudukan ibu, suami dan kita sebagai seorang istri.
Ibu, adalah seseorang yang mengandung, melahirkan, merawat, serta mendidik suami kita hingga bisa sesempurna saat ini. Suatu hal yang wajar jika seorang ibu begitu mencintai dan menginginkan yang terbaik bagi buah hatinya. Bukankah demikian juga yang tercermin dari ibu kita sendiri. Dan dalam Islam, bagi seorang lelaki yang telah menikah, yang paling berhak atas ketaatan dirinya adalah ibunya. Sedangkan yang paling berhak atas ketaatan dan diri seorang istri adalah suaminya. 

Seperti termaktub dalam hadist dibawah ini :
“Saya bertanya kepada Rasulullah saw., siapakah orang yang paling besar haknya terhadap perempuan?.” Jawabnya: “Suaminya.” Lalu saya bertanya: “Siapakah haknya yang paling besar terhadap laki-laki?.” Jawabnya: “ibunya” (HR. Hakim).

Tentunya ini juga tidak berarti bahwa seorang suami hanya wajib memberikan ketaatan dan perhatian lebih kepada ibunya seorang, karena hak seorang istri kepadanya, juga menuntut sebuah tanggung jawab besar yang harus ditunaikan. Seorang suami yang berbekal ilmu, dan tentunya iman dan taqwa, pasti mampu dengan adil mengkondisikan hal ini sesuai keadaan dan kebutuhan saat itu. Suami jugalah yang wajib mendidik dan mengajarkan pada istrinya, bagaimana adab kepada kedua orang tua. Baik kepada kedua orang tuanya sendiri, maupun kedua orang tua suami. Mendidik melalui teladan yang diberikan, mungkin adalah cara yang terbaik. Dengan suami yang menghormati dan memuliakan orang tua istri, maka seorang istri pun diharapkan juga akan menghormati dan memuliakan orang tua suaminya.

Seorang istri, siapapun dan bagaimanapun sosoknya, pastilah ingin diperhatikan dan disayangi secara utuh. Terlebih oleh seseorang yang telah mengkhitbah dan menikahinya. Dan satu hal penting yang harus disadari oleh seorang istri nanti, bahwa mereka tidak hanya menikahi seorang lelaki saja, melainkan juga apa - apa saja yang suaminya miliki, termasuk orang tua dan seluruh keluarganya. Ibu suami kita nanti, juga adalah ibu kita. Jadi tidak perlu ragu untuk bersahabat dengannya. :-)

Perselisihan dan perbedaan pendapat yang terjadi di tengah perjalanan nanti, tentu adalah hal yang sangat lumrah. Karena justru disitulah letak indahnya sebuah pernikahan. Ketika beragam perbedaan tidak harus selalu dileburkan, melainkan diselaraskan walau tetap dengan warna warninya masing - masing. Dan yang terpenting, dari situlah kita dapatkan hikmah yang mendewasakan.
 

Jauhkan diri dari segala prasangka. Ikhlaskan setiap langkah hanya untuk beribadah dan mencari keridhoan-Nya. Ketika kita berjuang sekuat tenaga untuk menjadi istri yang baik, ibu suami kita pun pasti dengan otomatis akan menyayangi dan menghargai perjuangan kita. Karna beliau tahu, bersama kita, putra tercintanya pun mendapatkan kebahagiaan.

Rasa cemburu adalah rasa yang begitu wajar dan sangat manusiawi. Namun jika hal ini bisa sama - sama kita sadari dan pahami, tak ada alasan lagi bagi seorang istri untuk cemburu berlebihan terhadap ibu suaminya, bukan? :-)



Mana yang Didahulukan Istri atau Ibu

Kedua-duanya, baik ibu maupun istri adalah dua wanita yang memiliki kedudukan sangat penting didalam kehidupan seorang laki-laki. Ibu adalah sebab keberadaannya di dunia sedangkan istri adalah sebab yang memberikan ketenangan dan ketentraman jiwanya didalam rumah tangganya.
Seorang ibu yang shaleh akan melahirkan anak-anak yang shaleh dengan pendidikan dan bimbingannya terhadap mereka. Sedangkan istri yang shaleh akan menjadikan rumah tangga dan keluarga suaminya penuh dengan cinta dan kasih sayang dengan pendampingannya didalam ketaatan kepada Allah swt dan pemenuhan kewajiban-kewajibannya terhadap suaminya.
Namun jika dia dihadapkan oleh dua perintah yang sama derajat hukumnya di dalam timbangan syariah (sama-sama wajib, sunnah atau mubah) dalam satu kondisi maka perintah ibu harus lebih diutamakan daripada istrinya.
Hal yang demikian dikarenakan bahwa kedudukan laki-laki itu adalah anak terhadap ibunya. Seorang anak diwajibkan untuk mentaati ibunya didalam kebaikan dan ketaatan selama tidak memerintahkannya untuk berbuat maksiat kepada Allah.


Artinya : “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS. Al Israa : 23 – 24)


Sabda Rasulullah saw kepada seorang laki-laki yang bertanya kepadanya saw dan berkata,”Siapa yang lebih berhak diperlakukan baik? Beliau saw menjawab,’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi,’Siapa lagi?’ Beliau saw menjawab,’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi,’Siapa lagi?’ Beliau saw menjawab,’Ibumu.’ Orang itu bertanya lagi,’Siapa lagi?’ beliau saw menjawab,’Ayahmu.” (Muttafaq Alaih)

Sedangkan kedudukan laki-laki itu terhadap istrinya adalah suami baginya. Seorang suami berkewajiban menjaga, memelihara dan mengarahkannya didalam perkara-perkara yang diridhoi Allah swt sedangkan istri berkewajiban mentaati perintah suaminya selama perintah itu tidak dalam perkara-perkara maksiat kepada Allah swt, seperti hadits dibawah ini,

”Seandainya aku (dibolehkan) memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain maka pasti aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya.” (HR. Muslim)

Hal lain yang bisa dijadikan sebagai suatu alasan mengapa ketaatan seorang laki-laki kepada ibunya lebih didahulukan daripada istrinya adalah kaidah fiqih ”Apabila pokoknya tidak ada maka tidak ada pula cabangnya.”. Anak adalah cabang dari induknya, yaitu ibu dan ayah. Tidak akan ada diri anak tersebut tanpa keberadaaan ibu dan ayahnya.
Sedangkan istri bukanlah pokok atau induk baginya, ia adalah mitra yang berdiri sejajar dengan suaminya didalam kehidupan berumah tangga. Apabila diposisikan istri tidaklah berada diatas suaminya sebagaimana ayah maupun ibu suaminya namun ia berada disamping suaminya.
Jadi jika tidak ada ibu maka tidak ada laki-laki itu (anaknya) dan tidak ada pula hubungan orang itu sebagai suami bagi istrinya itu.

 Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua..Aamiin YRA 


Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Irrafeisal ~ Journey Of Destiny|We learn together to increase knowledge| we share knowledge and strengthen the friendship

Artikel Antara Ibu Atau Istri ini diposting oleh Irrafeisal pada hari Rabu, 31 Juli 2013. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga Artikel Antara Ibu Atau Istri ini bermanfaat. Dan Apabila friend Irrafeisal ingin artikel ini ada di postingan Anda, silahkan di copy paste aja, agar bisa menyebarkan lebih luas lagi ilmu yang bermanfaat...

Get free daily email updates!

Follow us!



Share to Facebook Share this post on twitter Bookmark Delicious Digg This Stumbleupon Reddit Yahoo Bookmark Furl-Diigo Google Bookmark Technorati Newsvine Tips Triks Blogger, Tutorial SEO, Info

0   komentar

Cancel Reply








Google PageRank Checker
DMCA.com

Daisy

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

backlink

Website Backlink Service


Auto Backlink Gratis : Top Link Indo

Auto Backlink Gratis : Top Link Indo



Beats Dofollow

Banner Qinthani : Top Link Indo
>