Anda pernah memasuki toilet di mall atau
hotel? Yang kami maksud disini adalah toilet umum yang dipergunakan
orang banyak. Untuk toilet pria, sekarang ini didominasi oleh urinoir
yang berupa bejana kecil permanen yang menempel ke tembok dengan ruangan
terbuka tanpa sekat satu sama lain. Orang yang sedang kencing dapat
menyaksikan dan disaksikan oleh orang lain. Dengan tanpa malu berdiri di
depan urinoir dan setelah selesai langsung mengangkat pakaian dan
merapikannya tanpa membasuh alat vital. Maka orang tersebut dalam
keadaan najis jika berlaku demikian.
Hal ini persis apa yang dilakukan oleh orang-orang non-islam. Mereka melakukan dua perkara yang diharamkan, yakni diantaranya adalah tidak menjaga aurat dari pandangan orang lain dan yang kedua adalah tidak membersihkan najis yang tersisa dari kencingnya. Padahal Islam datang dengan membawa peraturan yang semuanya merupakan maslahat bagi penganutnya. Salah satunya adalah aturan untuk menghilangkan najis. Dalam Islam, umatnya disyariatkan untuk melakukan Istinja’ (membersihkan diri dengan air) dan Istijmar (membersihkan kotoran dengan batu). Islam juga menerangkan bagaimana cara melakukan hal tersebut hingga dapat mencapai kebersihan yang maksimal.
Sementara itu saat ini banyak orang yang menganggap enteng masalah membersihkan najis ini. Akibat yang timbul adalah badan dan bajunya masih kotor. Maka dari itu bisa jadi sholatnya tidak sah. Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda bahwa perbuatan tidak membersihkan najis setelah buang air kecil ini salah satu dari penyebab tertimpanya seseorang dengan azab kubur.
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Suatu kali Rasululloh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati salah satu kebun di Madinah. Tiba-tiba beliau mendengar suara dua orang yang sedang di siksa di alam kuburnya. Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya: “Keduanya diazab, tetapi tidak karena masalah besar (dalam anggapan keduanya) lalu bersabda – benar (dlm riwayat lain: Sesungguhnya ia masalah besar) salah satunya tidak meletakkan sesuatu untuk melindungi diri dari percikan kencingnya dan yang satu lagi suka mengadu domba”. HR: Bukhari, dalam Fathul Baari: 1/317
Selain itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda, yang artinya:
“Kebanyakan azab kubur disebabkan oleh buang air kecil”. HR: Ahmad dalam Shahihul Jami’ No. 1213
Seorang perempuan Yahudi mendatangi Aisyah seraya berkata,
“Sesungguhnya azab kubur itu disebabkan air kencing.” Mendengar perkataannya, Aisyah berkata, “Engkau bohong.” Perempuan Yahudi itu menjelaskan, “Karena air kencing itu mengenai kulit dan pakaian.”
“Sesungguhnya azab kubur itu disebabkan air kencing.” Mendengar perkataannya, Aisyah berkata, “Engkau bohong.” Perempuan Yahudi itu menjelaskan, “Karena air kencing itu mengenai kulit dan pakaian.”
Kemudian Rasulullah saw keluar untuk mengerjakan shalat,
sedangkan suara kami semakin keras terdengar (karena ribut). Mendengar
keributan ini Rasulullah saw bertanya, “Ada apa ini?” Aisyah pun
meceritakan kepadanya apa yang telah dikatakan oleh perempuan Yahudi
tadi, setelah itu Rasulullah saw bersabda, “Dia memang benar.”
Abdurrahman bin Hasaah mendengar Rasulullah saw bertanya, “Tahukah
kalian apa yang telah menimpa salah seorang Bani Israil? Dulu, saat
mereka terkena air kencing, mereka segera membersihkannya dengan
memotong pakaian yang terkena cipratan air kencing tersebut. Melihat
perbuatan ini, orang itu melarang mereka, maka dia pun diadzab dalam
kuburnya."
Pada suatu malam Abdullah bin Umar pergi ke rumah seorang perempuan
tua yang di samping rumahnya terdapat pemakaman. Lalu dia mendengar
suara lirih yang berkata,
“Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?” Abdullah bin Umar pun berkata, “Celaka, apa yang terjadi?” Perempuan tua itu menjawab, “Itu adalah suara suamiku yang tidak pernah bersuci dari buang air kecil.” Mendengar penjelasan tersebut,
Abdullah bin Umar berkata, “Celakalah dia! Unta saja kalau kencing bersuci, tapi dia malah tidak peduli.” Perempuan tua itu kembali menuturkan kisah suaminya : Ketika suamiku sedang duduk, ada seorang lelaki mendatanginya seraya berkata, “Berilah aku minum, aku sangat haus.” Suamiku malah berkata, “Engkau membawa gayung sedangkan gayung kami tergantung.” Orang itu berkata, “Wahai tuan, berilah aku minum, aku hampir mati kehausan.” Suamiku berkata, “Engkau membawa gayung.” Akhirnya lelaki yang meminta air untuk minum itu meninggal dunia. Setelah itu, suamiku juga meninggal dunia. Namun sejak hari pertama dia meniggal dunia, seringkali terdengar suara suamiku dari arah pemakaman,
“Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?”
“Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?” Abdullah bin Umar pun berkata, “Celaka, apa yang terjadi?” Perempuan tua itu menjawab, “Itu adalah suara suamiku yang tidak pernah bersuci dari buang air kecil.” Mendengar penjelasan tersebut,
Abdullah bin Umar berkata, “Celakalah dia! Unta saja kalau kencing bersuci, tapi dia malah tidak peduli.” Perempuan tua itu kembali menuturkan kisah suaminya : Ketika suamiku sedang duduk, ada seorang lelaki mendatanginya seraya berkata, “Berilah aku minum, aku sangat haus.” Suamiku malah berkata, “Engkau membawa gayung sedangkan gayung kami tergantung.” Orang itu berkata, “Wahai tuan, berilah aku minum, aku hampir mati kehausan.” Suamiku berkata, “Engkau membawa gayung.” Akhirnya lelaki yang meminta air untuk minum itu meninggal dunia. Setelah itu, suamiku juga meninggal dunia. Namun sejak hari pertama dia meniggal dunia, seringkali terdengar suara suamiku dari arah pemakaman,
“Kencing, apa itu kencing? Gayung, apa itu gayung?”
Nauzubillah min dzalik, ternyata perkara kecil saja bisa menyebabkan
kita mendapat siksa kubur ya? Banyak orang memandang remeh bersuci
setelah buang air kecil (kurang bersih bahkan tidak bersuci sama
sekali), padahal hal yang remeh itu bisa menjadi malapetaka ketika kita
masuk pada Alam Barzakh.
Kesalahan buang air kecil itu antara lain adalah tidak cebok setelah buang air kecil, menyudahi hajat dengan tergesa-gesa padahal kencingnya belum habis, kencing dengan posisi atau tempat tertentu yang menjadikan percikan air kencing kembali mengenainya dan tidak teliti atau dengan sengaja meninggalkan istinja’ dan istijmar. Semoga kita terhindar dari sikap yang demikian.
“Ya Allah, lindungi kami semua dari siksa neraka, siksa kubur, fitnah
dunia & alam barzakh, serta fitnah yang ditimbulkan oleh dajjal,Aamiin YRA .”
Sumber: Dosa-dosa Yang Dianggap Biasa oleh Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid oleh MediaMuslim.Info
0 komentar