Hay friends, Dengerin lagu yuks
Hehehehe ..
Irra Agustiyanti

Female, 42 years

USU Ekonomi Manajemen

irra.feisal@windowslive.com

Inti Duta Surya

Tiban Riau Bertuah

Batam, Indonesia

'Hi...Wish u enjoy at My Blog.....'
Journey of Destiny

Senin, 23 Juni 2014

Mengakui Kebodohan Diri Sendiri

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Beruntunglah orang yang bersikap adil di hadapan Rabbnya. Sehingga dia pun mau mengakui kebodohan dirinya sendiri tentang ilmu yang dia miliki. Betapa bodohnya dia tentang cacat-cacat yang ada di dalam amalnya. Betapa bodohnya dia tentang aib-aib yang ada pada dirinya sendiri. Dan betapa jelek kualitas pengabdiannya kepada Allah. Begitu zalim mu’amalahnya kepada Allah. Kalau pun Allah menghukumnya gara-gara dosa yang dia perbuat, maka dia memandangnya sebagai bentuk keadilan dari-Nya. Dan apabila dia tidak dihukum oleh-Nya maka baginya itu merupakan karunia dari-Nya. Kalau dia bisa melakukan kebaikan maka dia pun
memandang hal itu sebagai salah satu bentuk karunia dan sedekah Allah kepada dirinya. Dan kalau kemudian Allah menerima amalnya maka itu adalah kenikmatan dan sedekah yang yang kedua. Kalaupun seandainya Allah menolak amalnya maka itu berarti amal (jelek) semacam itu memang tidak layak dipersembahkan kepada-Nya. Kalau dia melakukan keburukan maka dia memandangnya sebagai akibat dari lepasnya pertolongan dan perhatian Allah kepadanya, dan juga karena Allah tidak lagi mau menjaga dirinya, dan itu adalah tindak keadilan-Nya kepada dirinya. Maka dia bisa menyaksikan betapa butuhnya dia kepada Rabbnya, dan betapa zalim ia kepada dirinya sendiri. Maka kalau Allah berkenan mengampuni dosanya, maka itu semata-mata terjadi karena kebaikan, kedermawanan dan kemurahan dari-Nya. Inti dari persoalan ini adalah dia senantiasa memandang Rabbnya selalu berbuat kebaikan. Adapun dirinya dia pandang sebagai orang yang berbuat kejelekan, meremehkan, atau telah meninggalkan kewajiban. Sehingga dia dapat melihat bahwa segala hal yang menggembirakannya merupakan bagian dari karunia Rabbnya kepada dirinya dan kebaikan untuknya. Sedangkan segala sesuatu yang membuatnya susah adalah akibat dosanya sendiri dan bentuk keadilan yang Allah terapkan baginya…” (al-Fawa’id, hal. 36).

Haruskah kita malu kepada kelemahan kita? Dalam banyak hal kita selalu berusaha menyembunyikan kelemahan kita dan berlindung dibalik kelebihan kita. Kita cenderung untuk memamerkan kelebihan dan menutup rapat kelemahan kita agar kita tidak terlihat lemah di mata orang lain. Kita memang harus memaksimalkan talenta kita, harus terus meningkatkan kapasitas kita sesuai dengan apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepada kita. Itu betul.

Tapi terkadang kita lupa bahwa semua itu berasal dari-Nya lantas kita bermegah berlebihan dan bersikap melebihi batas dengan apa yang kita miliki. Kita menjadi terlena dengan kehebatan kita, dan pada suatu ketika di saat kita dihadapkan pada kelemahan maka kita pun akan hancur berantakan. Fokus kepada apa yang bisa kita lakukan, pada spesialisasi kita masing-masing, itu bagus.

Tapi di sisi lain kita pun harus mengakui dengan jujur bahwa kita bukanlah mahluk yang sempurna. Di satu sisi kita kuat, di sisi lain kita lemah. Itu sangat wajar. Semua manusia pasti punya kelemahan sendiri-sendiri, baik secara fisik, emosi, kemampuan, intelegensia bahkan juga rohani. Dalam kehidupan sehari-hari kita terkadang diperhadapkan pada sebuah pertanyaan yang benar-benar kita tidak tahu jawabannya.

Sampai saat ini ada juga yang masih mengira, jika seseorang tidak tahu, lalu ia terus terang mengatakan “saya tidak tahu“, maka sederet stigma negatif akan menempel kepadanya, seperti kurang pengetahuan, bodoh, kuper dll. Padahal tidak demikian, beberapa ulama seperti Al Mawardi dan Al Munawi menjelaskan, justru merupakan sifat orang alim, jika ia tidak tahu maka ia terus terang. Sebaliknya sifat orang bodoh, jika ia takut mengatakan kalau dirinya tidak tahu, dan hal itu bukanlah sebuah aib.

Beliau menjelaskan:“Kedudukan seorang alim tidak akan jatuh dengan mengatakan “saya tidak tahu“ terhadap hal-hal yang tidak ia ketahui. Ini malah menunjukkan ketinggian kedudukannya, keteguhan dien-nya, takutnya kepada Allah Ta’ala, kesucian hatinya, sempurna pengetahuannya serta kebaikan niatnya. Orang yang lemah dien-nya merasa berat melakukan hal itu. Karena ia takut derajatnya jatuh di depan para hadirin dan tidak takut jatuh dalam pandangan Allah. Ini menunjukkan kebodohan dan keringkihan diennya“. (Faidh Al Qadir, 4/387-388).

Mengakui kelemahan bukan berarti kita harus minder. Tidak sama sekali. Tapi mengakui kelemahan disini bertujuan untuk menjaga diri kita agar tetap berpijak di atas bumi, tetap low profile. Mengakui kelemahan bukan mengarah kepada perasaan rendah diri, tapi lebih kepada rendah hati. Jika demikian, janganlah kita malu mengatakan terus terang , “saya tidak tahu“, terhadap apa yang tidak kita ketahui. Dan janganlah kita memaksa untuk berbicara tentang hal yang tidak kita ketahui…..




Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Irrafeisal ~ Journey Of Destiny|We learn together to increase knowledge| we share knowledge and strengthen the friendship

Artikel Mengakui Kebodohan Diri Sendiri ini diposting oleh Irrafeisal pada hari Senin, 23 Juni 2014. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga Artikel Mengakui Kebodohan Diri Sendiri ini bermanfaat. Dan Apabila friend Irrafeisal ingin artikel ini ada di postingan Anda, silahkan di copy paste aja, agar bisa menyebarkan lebih luas lagi ilmu yang bermanfaat...

Get free daily email updates!

Follow us!



Share to Facebook Share this post on twitter Bookmark Delicious Digg This Stumbleupon Reddit Yahoo Bookmark Furl-Diigo Google Bookmark Technorati Newsvine Tips Triks Blogger, Tutorial SEO, Info

0   komentar

Cancel Reply








Google PageRank Checker
DMCA.com

Daisy

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

backlink

Website Backlink Service


Auto Backlink Gratis : Top Link Indo

Auto Backlink Gratis : Top Link Indo



Beats Dofollow

Banner Qinthani : Top Link Indo
>