Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengatakan :
“Pada hari kiamat didatangkan orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dari penghuni neraka. Lalu ia dicelupkan ke dalam neraka sejenak. Kemudian ia ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kebaikan, pernahkah kamu merasakan suatu kenikmatan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb.” Dan didatangkan orang yang paling menderita sewaktu hidup di dunia dari penghuni surga. Lalu ia dicelupkan ke dalam surga sejenak. Kemudian ditanya: ”Hai anak Adam, pernahkah kamu melihat suatu kesulitan, pernahkah kamu merasakan suatu kesengsaraan?” Maka ia menjawab: ”Tidak, demi Allah, ya Rabb. Aku tidak pernah merasakan kesulitan apapun dan aku tidak pernah melihat kesengsaraan apapun.” (HR Muslim 5018).
Ketika orang pertama ditanya oleh Allah maka ia menjawab bahwa ia tidak merasakan suatu kenikmatan, padahal ia adalah orang yang paling nikmat hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?
Itu karena Allah telah paksa dia merasakan derita sejati neraka sejenak saja, cukup membuat ingatannya akan segala kenikmatan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya.
Ketika orang kedua ditanya oleh Allah maka ia menjawab ia tidak pernah melihat suatu kesulitan atau merasakan suatu kesengsaraan, padahal ia orang yang paling susah hidupnya sewaktu di dunia dibandingkan segenap manusia lainnya?
Itu karena Allah telah izinkan dia merasakan kesenangan hakiki surga sejenak saja, cukup buat ingatannya akan segala penderitaan palsu yang pernah ia alami sewaktu di dunia terhapus begitu saja dari ingatannya.
Bersungguh-sungguhlah menghadapi kehidupan akhirat karena ternyata kehidupan di dunia ini hanya senda gurau dan permainan belaka sedangkan kehidupan akhirat adalah kehidupan yang sesungguhnya.
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al-Ankabut ayat 64)
Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”.
Ternyata disaat kita hidup manusia di ibaratkan tidur karena tidak mengetahui yang sebenarnya, sedangkan saat manusia menemui ajalnya detik detik itulah manusia di ibaratkan baru bangun dari tidur karena mengetahui apa yang sebenarnya.
Di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia. Baik sewaktu di dunia ia menikmati kesenangan maupun menjalani penderitaan. Kesenangan dunia sungguh menipu. Penderitaan duniapun menipu.
Subhaanallah wa laa haula wa laa quwwata illa billah…!!!
0 komentar