Sayyid Sabiq merumuskan definisi ikhlas sebagai berikut:الإِخْلاَصُ , اَنْ يَّقْصُدَ الإِنْسَانُ بِقَوْلِهِ وَ عَمَلِهِ وَ جِهَادِهِ وَجْهَ اللهِ وَابْتِغَاءَ مَرْضَاتِهِ مِنْ غَيْرِ نَظْرٍ اِلَى مَغْنَمٍ اَوْ جَاهٍ اَوْ لَقَبٍ اَوْ مَظْهَرٍ اَوْ تَقَدَّ مٍ اَوْ تَأَخَّرٍ لِيَزْتَفِعَ الْمَرْءَ عَنْ نَقَائِصٍ الاَعْمَالِ وَرَذَائِلِ الاَخْلاَقِ وَ يَتَّصِلَ مُبَاشِرَةٍ بِااللهِ“Ikhlas adalah menyengaja manusia dengan perkataannya, amalnya, dan jihadnya karena Allah semata-mata dan karena mengharap ridho-Nya. Bukan karena mengharap harta, pujian, gelar, kemasyhuran, atau maju mundurnya. Amalnya terangkat dari kekurangan-kekurangan dan terangkat dari akhlak yang tercela dan dengan demikian ia menemukan kesukaan.”
Dalam kerangka yang lebih kecil dalam
kehidupan, kita dapat menerapkan sifat ikhlas ini dalam sebuah perbuatan
karena niscaya semua hal yang kita perbuat akan selalu mendapatkan
kemudahan, kelapangan, dan ridho dari Allah. Perbuatan atau pekerjaan
apapun yang tidak didasari keikhlasan akan mudah putus asa, tidak bisa
langgeng, gampang goyah, mudah rapuh, dan hasil dari kerjanya sangat
buruk, kurang memuaskan. Karena ia kerja bukan dorongan hatinya tetapi
karena faktor lain. Bila faktor lain yang diharapkan itu tidak kunjung
tiba maka dengan sendirinya pekerjaannya atau amal ibadahnya itu akan
kendur dan berhenti begitu saja.
Orang-orang yang melakukan perbuatan dengan didasari keikhlasan, baik
urusan pribadinya, masyarakat, dan agamanya, pasti akan mengundang daya
tarik yang hebat, memperoleh kejutan dan dukungan yang berarti, mendapat
bantuan dan dorongan untuk mencapai cita-citanya. Dengan demikian maka
semangatnya berkobar, kemauannya semakin membakar, dan kesungguhannya
semakin menyala-nyala karena orang yang ikhlas akan sungguh-sungguh
dalam melakukan aktifitasnya sehingga ia akan tekun dengan pekerjaannya
agar didapatkan hasil yang sesuai dengan apa yang menjadi cita-cita dan
idamannya.
Begitu juga sebaliknya, orang-orang yang melakukan pekerjaan apapun
tidak dengan ikhlas, bahkan setiap pekerjaannya dititikberatkan pada
suatu keuntungan yang akan didapatnya dan tidak jelas maka cepat atau
lambat aibnya akan terbongkar, pamrihnya akan diketahui dan orang-orang
di sekitarnya akan menghindar, teman dekatnya akan melupakannya,
pembantu maupun pengagum-pengagumnya akan tidak mengindahkan dirinya
lagi, karenanya semangatnya menjadi kendur, kemauan dan gairahnya
semakin lemah, dan akhirnya hati dan jiwanya dihinggapi putus asa. Maka
segala rencana berantakan, usahanya terhenti dan ia menderita kerugian
besar, hidup merasa tanpa suatu harapan dan tujuan yang jelas.
0 komentar