Para ilmuwan menyatakan bahwa wanita dengan tingkat stress yang
tinggi mengalami gangguan ovulasi yang ditandai dengan terhentinya
siklus menstruasi, seperti yang dijelaskan dailymail.co.uk. Anehnya,
wanita-wanita dengan jadwal kerja yang padat dan bertekanan besar merasa
diri mereka bebas dari stres.
Profesor Sarah Berga dari Emory
University di Atlanta, Georgia melakukan studi terhadap 16 wanita
berusia 20an-30an yang terhenti siklus mentruasinya dan dalam jadwal
kerja yang padat. Pada tubuh semua wanita tersebut ditemukan hormone
kortisol yang kadarnya hanya tinggi pada orang-orang yang mengalami
stres.
Kemudian separuh dari wanita-wanita tersebut diberikan
terapi sedangkan yang lainnya tidak. Dan hasilnya pun membuktikan bahwa
stres betul-betul mempengaruhi kesuburan seorang wanita. Sebanyak
delapan wanita yang diberikan terapi tadi mengalami menstruasi kembali
setelah 20 minggu dan 2 bulan setelahnya mereka positif hamil.
Terapi
yang bisa diberikan kepada wanita yang mengalami stres adalah dengan
terapi curhat. Terapis akan mengajak bicara pasien dan menceritakan
humor lucu untuk memancing endorfin dikeluarkan oleh tubuh dan mampu
mengatasi stres secara perlahan.
Jadi, Ladies, tak selalu masalah
yang melatarbelakangi sulit hamil adalah kualitas sperma suami ataupun
bermasalahnya rahim Anda. Stres juga dapat menjadi pemicunya. Maka dari
itu, jika Ladies semua ingin segera hamil, harap perhatikan jam kerja
dan waktu istirahat Ladies. Jangan sampai stres yang Ladies alami
tertumpuk pekerjaan hingga tak terasa dan menggangu kesuburan Ladies.
Mazhi
0 komentar