Bipolar disorder seringkali disalahartikan sebagai depresi atau
schizophrenia. Tapi, ladies, kalau kita melihat lebih dalam, bipolar
disorder memiliki gejala yang berbeda dengan penyakit psikologi lainnya. Seperti dijelaskan helpguide.org, gejala dari bipolar disorder berbeda-beda sesuai dengan episode yang dialami.
Yang pertama adalah episode mania. Gejalanya antara lain, gembira atau optimis berlebihan, mudah tersinggung dan marah, merasa dirinnya sangat penting,
merasa lebih hebat dan mampu dari orang lain, menjadi sangat energik walaupun tidurnya hanya sebentar, berbicara sangat cepat sehingga sulit dimengerti, penuh ide, cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya, mudah kacau dan sulit konsentrasi, membuat keputusan secara tiba-tiba dan cenderung membahayakan, bersikap ceroboh tanpa memikirkan resikonya, dan (pada sebagian orang) delusi, dan halusinasi.
Yang kedua adalah gejala episode hypomania (mania ringan). Pada episode ini, penderita akan menjadi energik, penuh semangat, gembira yang berlebihan, dan produktif tapi masih sanggup berpikir realistis. Umumnya, orang disekitarnya akan berpikir dia hanya sedang ber-mood sangat baik. Tapi, apabila tidak segera diobati, hypomania dapat berkembang menjadi mania atau depresi.
Yang ketiga gejala episode depresi, seperti merasa sedih tanpa alasan yang jelas, tidak bertenaga, putus asa, mudah tersinggung dan marah, tidak mampu merasakan kegembiraan, cepat letih, tidak bergairah, rapuh fisik maupun mental, perubahan nafsu makan dan berat badan secara drastis, sulit tidur, sulit konsentrasi dan mengingat, merasa tidak berguna dan pesimis, serta berpikir untuk bunuh diri.
Dan yang terakhir, episode campuran. Gejala yang dimiliki adalah gabungan dari gejala mania atau hypomania dengan depresi. Gabungan dari kebahagiaan dan kesedihan ekstrim ini membuat penderita rawan untuk melakukan bunuh diri.
Oleh: Asizah
0 komentar