Mahasiswa kimia atau orang-orang yang berprofesi di bidang kimia,
pastilah setiap harinya berhubungan dengan bahan-bahan kimia, baik untuk
melaksanakan praktikum, analisis kimia, packing zat, ataupun untuk
penelitian. Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, laboratorium yang
digunakan setidaknya harus memiliki standar kelayakan. Standar minimal
yang harus dimiliki oleh laboratorium adalah memiliki lemari asam,
ventilasi udara yang baik, air yang terus mengalir, dan memiliki
peralatan pemadam kebakaran. Sedangkan bagi penggunanya, standar
minimalnya adalah harus menggunakan pakaian/jas laboratorium, kaos
tangan, dan masker serta kacamata khusus. Penggunaan standar minimal ini
bertujuan agar para penguna laboratorium dapat meminimalisir bahaya
akibat keracunan bahan kimia.
Keracunan Bahan Kimia
Keracunan zat-zat kimia pada tubuh manusia dapat membahayakan kelangsungan hidup. Bahan kimia beracun tersebut akan merusak jaringan tubuh terpenting sehingga menggangu atau bahkan menghentikan fungsinya. Beberapa jaringan tubuh yang rentan terhadap keracunan diantaranya kulit, susunan syaraf, sumsum tulang, ginjal, hati, dan alat-alat pencernaan. Jika organ tersebut terganggu, terjadilah penurunan tingkat kesehatan yang akan membahayakan jiwa manusia, terutama bila pertolongan terlambat diberikan.
Beberapa jenis bahan kimia yang harus diperhatikan karena berbahaya adalah :
Bahan Kimia | Penjelasan | Potensi Bahaya Kesehatan |
AgNO3 | Senyawa ini beracun dan korosif. Simpanlah dalam botol berwarna dan ruang yang gelap serta jauhkan dari bahan-bahan yang mudah terbakar. | Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama. |
HCl | Senyawa ini beracun dan bersifat korosif terutama dengan kepekatan tinggi. | Dapat menyebabkan luka bakar dan kulit melepuh. Gas/uapnya juga menebabkan hal yang sama. |
H2S | Senyawa ini mudah terbakar dan beracun | Menghirup bahan ini dapat menyebabkan pingsan, gangguan pernafasan, bahkan kematian. |
H2SO4 | Senyawa ini sangat korosif, higroskopis, bersifat membakar bahan organik dan dapat merusak jaringan tubuh Gunakan ruang asam untuk proses pengenceran dan hidupkan kipas penghisapnya. | Jangan menghirup uap asam sulfat pekat karena dapat menyebabkan kerusakan paru-paru, kontak dengan kulit menyebabkan dermatitis, sedangkan kontak dengan mata menyebabkan kebutaan. |
NaOH | Senyawa ini bersifat higroskopis dan menyerap gas CO2. | Dapat merusak jaringan tubuh. |
NH3 | Senyawa ini mempunyai bau yang khas. | Menghirup senyawa ini pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan pembengkakan saluran pernafasan dan sesak nafas. Terkena amonia pada konsentrasi 0.5% (v/v) selama 30 menit dapat menyebabkan kebutaan. |
HCN | Senyawa ini sangat beracun. | Hindarkan kontak dengan kulit. Jangan menghirup gas ini karena dapat menyebabkan pingsan dan kematian. |
HF | Gas/uap maupun larutannya sangat beracun. | Dapat menyebabkan iritasi kulit, mata, dan saluran pernafasan. |
HNO3 | Senyawa ini bersifat korosif. | Dapat menyebabkan luka bakar, menghirup uapnya dapat menyebabkan kematian. |
Bahan-bahan
kimia diatas, jika kita amati adalah bahan-bahan kimia yang umumnya
kita gunakan dalam laboratorium. Ternyata bahan-bahan kimia tersebut
menyimpan potensi untuk meracuni tubuh.
Keracunan bahan kimia
diatas, dapat terjadi melalui beberapa cara, sesuai dengan sifatnya.
Keracunan dapat terjadi akibat tertelannya bahan kimia dalam saluran
pencernaan. Untuk bahan kimia berupa gas, saluran pernafasan merupakan
jalan masuk utama ke dalam tubuh seseorang. Bahan beracun dapat pula
diserap melalui kulit atau langsung merusak jaringan kulit apabila
terjadi persinggungan dengannya. Selaput lendir (mukosa) mata juga dapat
menjadi salah satu tempat masuknya bahan kimia yang kemudian meracuni
jaringan setempat.
Pertolongan pada Korban Keracunan
Pada
umumnya, tata cara pertolongan akibat keracunan biasanya mengikuti satu
pedoman umum, kecuali pada beberapa kasus keracunan khusus seperti
sianida, yang memerlukan pertolongan secara khusus. Pedoman utama dalam
memberikan pertolongan adalah dengan cara menghilangkan atau membuang
bahan beracun dari korban.
Umumnya pertolongan pertama yang
diberikan kepada korban yang tidak sadar atau hampir pingsan adalah
dengan menelungkupkannya dengan kepala menghadap ke samping dan lidah
dikeluarkan untuk mencegah tersedak karena ludah. Jagalah korban agar
tetap pada posisi berbaring dan tetap hangat suhu badannya, dan jika
diperlukan berilah bantuan pernafasan buatan. Ingat : jangan memberi
minuman beralkohol karena dapat mempercepat penyerapan beberapa jenis
racun oleh tubuh. Dan terakhir segeralah meminta pertolongan dari
petugas kesehatan.
Secara khusus, perlakuan lanjutan yang harus
dilakukan pada setiap jenis keracunan bahan kimia yang berbeda adalah
sebagai berikut :
1. Keracunan melalui Mulut/Pencernaan
Perlakuan
yang dapat diberikan kepada korban adalah dengan memberikan air
minum/susu sebanyak 2-4 gelas, Apabila korban pingsan jangan berikan
sesuatu melalui mulut. Usahakan supaya muntah segera dengan memasukkan
jari tangan ke pangkal lidah atau dengan memberikan air garam hangat
(satu sendok makan garam dalam satu gelas air hangat). Ulangi sampai
pemuntahan cairan jernih. Pemuntahan jangan dilakukan apabila tertelan
minyak tanah, bensin, asam atau alkali kuat, atau apabila korban tidak
sadar.
Berilah antidote yang cocok, bila tidak diketahui bahan
beracunnya, berilah satu sendok antidote umum dalam segelas air hangat
umum. Bubuk antidote umum terbuat dari dua bagian arang aktif (roti yang
gosong), satu bagian magnesium oksida (milk of magnesia), dan satu bagian asam tannat (teh kering). Jangan berikan minyak atau alkohol kecuali untuk racun tertentu.
Berikut
adalah beberapa alternatif obat yang dapat anda gunakan untuk
pertolongan pertama terhadap korban keracunan bahan kimia :
Jenis Peracun | Pertolongan Pertama |
Asam-asam korosif seperti asam sulfat (H2SO4), fluoroboric acid, hydrobromic acid 62%, hydrochloric acid 32%, hydrochloric acid fuming 37%, sulfur dioksida, dan lain-lain. Bila tertelan berilah bubur aluminium hidroksida atau milk of magnesia diikuti dengan susu atau putih telur yang dikocok dengan air. | Bila tertelan berilah bubur
aluminium hidroksida atau milk of magnesia diikuti dengan susu atau
putih telur yang dikocok dengan air. Jangan diberi dengan karbonat atau soda kue. |
Alkali (basa) seperti amonia (NH3), amonium hidroksida (NH4OH), Kalium hidroksida (KOH), Kalsium oksida (CaO), soda abu, dan lain-lain. | Bila tertelan berilah asam asetat encer (1%), cuka (1:4), asam sitrat (1%), atau air jeruk. Lanjutkan dengan memberi susu atau putih telur. |
Kation Logam seperti Pb, Hg, Cd, Bi, Sn, dan lain-lain | Berikan antidote umum, susu, minum air kelapa, norit, suntikan BAL, atau putih telur. |
Pestisida | Minum air kelapa, susu, vegeta, norit, suntikan PAM |
Garam Arsen | Bila tertelan usahakan pemuntahan dan berikan milk of magnesia. |
2. Keracunan melalui Pernafasan
Jika
racun yang masuk dalam tubuh terhirup oleh saluran pernafasan, gunakan
masker khusus atau kalau terpaksa sama sekali tidak ada, tahanlah nafas
saat memberikan pertolongan di tempat beracun. Bawalah korban ke tempat
yang berudara sesegera mungkin dan berikan pernafasan buatan secepatnya,
apabila korban mengalami kesulitan bernafas. Lakukan hal tersebut
berulang-ulang sampai petugas kesehatan datang.
3. Keracunan melalui Kulit
Jika
racun masuk ke dalam tubuh melalui kulit, jika memungkinkan tentukan
lebih dulu jenis bahan kimia beracun yang masuk dan usahakan agar tidak
tersentuh, siramlah bagian tubuh korban yang terkena bahan racun dengan
air bersih paling sedikit 15 menit. Langkah selanjutnya, lepaskan
pakaian yang dikenakan, berikut sepatu, perhiasan dan benda-benda lain
yang terkena racun. Jangan mengoleskan minyak, mentega atau pasta
natrium bikarbonat pada kulit yang terkena racun, kecuali diperintahkan
oleh petugas kesehatan yang hadir di situ.
4. Keracunan melalui Mata
Jika
racun yang masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir di mata,
segeralah melakukan pencucian pada kedua mata korban dengan air bersih
dalam jumlah banyak (disini anda dapat mengunakan air hangat-hangat
kuku). Buka kelopak mata atas dan bawah, tarik bulu matanya supaya
kelopak mata tidak menyentuh bola mata. Posisi ini memungkinkan masuknya
air bersih dan dapat mencuci seluruh permukaan bola mata dan
kelopaknya. Teruskan pekerjaan ini sampai paling sedikit 15 menit.
Penutup
Perlindungan
diri terhadap bahaya kesehatan dari keracunan bahan-bahan kimia di
Indonesia, sangat rendah sekali. Hal ini dimungkinkan karena
laboratorium-laboratorium kimia di Indonesia sering mengabaikan standar
minimal operasional terutama dalam ketidaksediaan lemari asam. Hal ini
juga diperparah oleh para pengunanya yang lalai terhadap perlindungan
diri. Banyak terjadi kasus keracunan bahan kimia yang disebabkan oleh
kecerobohan dan ketidaktahuan para penguna mengenai potensi bahaya dari
suatu bahan kimia.
Untuk mencegah terjadinya keracunan selama
bekerja di laboratorium, berikut adalah beberapa hal yang harus
diperhatikan penguna :
- Mempunyai pengetahuan akan bahaya dari setiap bahan kimia sebelum melakukan analisis.
- Simpanlah semua bahan kimia pada wadahnya dalam keadaan tertutup dengan label yang sesuai dan peringatan bahayanya.
- Jangan menyimpan bahan kimia berbahaya dalam wadah bekas makanan/minuman, gunakanlah botol reagen.
- Jangan makan/minum atau merokok di laboratorium.
- Gunakan lemari asam untuk bahan-bahan yang mudah menguap dan beracun.
- Gunakan atau pakailah jas laboratorium selama bekerja di laboratorium.
- Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan bila terjadi keracunan bahan kimia di laboratorium.
Demikian,
semoga kita dapat lebih berhati-hati dalam bekerja di laboratorium. Dan
usahakan untuk mencuci tangan dan mengkonsumsi susu setelah bekerja di
laboratorium. Karena mencegah lebih baik daripada mengobati. (Dari pelbagai sumber).
0 komentar