Hay friends, Dengerin lagu yuks
Hehehehe ..
Irra Agustiyanti

Female, 42 years

USU Ekonomi Manajemen

irra.feisal@windowslive.com

Inti Duta Surya

Tiban Riau Bertuah

Batam, Indonesia

'Hi...Wish u enjoy at My Blog.....'
Journey of Destiny

Kamis, 28 Juli 2016

Journey of Destiny : Cakrawala Kehidupan dan Kematian

Kehidupan bagai dipisahkan oleh sebuah cakrawala kehidupan dan kematian. Bisakah kita merelakan yang telah pergi? Salah satu hal tersulit yang bisa kita lakukan adalah melepas orang yang begitu kita cintai menuju kematian. Saya percaya, kematian adalah sesuatu yang pasti dan harus dipersiapkan. Dan saya bukan termasuk mereka yang menangisi kematian seseorang. Setidaknya hanya sedikit kematian seseorang yang saya tangisi.Cerita berikut ini bisa membantu,


Pada masa-masa sebelum adanya pesawat terbang yang handal, kebanyakan orang bepergian dari benua ke benua dengan kapal penumpang besar lintas samudra. Saat kapal hendak berlayar, para penumpang akan berbaris di dek kapal, di sisi dermaga di mana keluarga dan sahabat mereka berdiri.
Tatkala sirine uap berbunyi menandakan keberangkatan, mereka yang di atas kapal dan mereka yang di dermaga melambai, memberikan ciuman dari jauh, dan meneriakkan salam perpisahan sembari kapal perlahan menjauh. Tak lama, kapal itu terlalu jauh bagi mereka yang di dermaga untuk membedakan siapa-siapa di jajaran para penumpang yang masih berdiri di dek, namun mereka masih melambai dan memandang. Beberapa menit kemudian, perahu itu bahkan terlalu jauh untuk bisa melihat kerumunan penumpangnya, namun masih saja orang-orang yang mengasihi akan tetap di dermaga menatap kapal yang kian melenyap, dimana orang yang mereka cintai berada.
Kemudian kapal akan mencapai suatu garis pembatas cakrawala, lalu lenyap sama sekali. Namun, walaupun keluarga dan kawan di daratan tidak bisa melihat orang yang mereka kasihi lagi, apalagi bicara atau menyentuh mereka, mereka tahu bahwa orang yang mereka kasihi tidak lenyap sepenuhnya. Mereka hanya pergi melintasi suatu garis, cakrawala, yang memisahkan kita dari yang nan jauh disana. Mereka tahu bahwa mereka akan berjumpa lagi.

Kehidupan ini bagai dipisahkan oleh sebuah cakrawala. Mereka yang hidup berada di daratan. Orang-orang yang sudah meninggal berada di suatu tempat di luar batas cakrawala.

Ketika orang akan pergi menuju sisi lain cakrawala, kita harus dengan rela melepaskannya. Kita mungkin masih diberi kesempatan untuk melambai, memeluk, atau memberikan ciuman terakhir atau dengan kata lain hal yang sama bisa dikatakan tatkala orang yang kita cintai meninggal. Jika kita beruntung, kita berada di sisi pembaringan mereka, memeluk mereka, dan mengucap salam perpisahan terakhir. Kemudian mereka berlayar menuju samudra, yaitu kematian. Mereka makin memudar dari kita. Namun tak sedikit pula yang tidak punya kesempatan tersebut karena nahkoda kapal tak menunggu untuk memberangkatkan kapalnya.

Sesungguhnya kematian merupakan hakekat yang menakutkan, akan mendatangi seluruh orang yang hidup. Semuanya tidak kuasa menolaknya, tidak ada seorangpun di sekitarnya yang mampu menahannya. Maut merupakan ketetapan Allah, seandainya ada seseorang selamat dari maut, niscaya manusia yang paling mulia yang akan selamat. Namun maut merupakan SunnahNya pada seluruh makhluk - Nya. Allah Ta’ala

Orang yang meninggal akan pergi menaiki kapal dan mengarungi samudera yang penuh dengan tanda tanya. Kita yang masih hidup tetap harus berada di dermaga. Kita masih bisa mendoakan, memandang dari jauh, atau menyimpan benda-benda kenangan orang yang sudah pergi.
Di satu titik, kita pasti tak akan bisa lagi melihat atau mengingat wujud orang yang kita cintai. Namun sebagian dari mereka akan selalu ada di hati kita. Ada memori, benda peninggalan, dan berbagai cerita yang bisa kita simpan dari mereka. Pada akhirnya,mereka telah mencapai cakrawala, garis pembatas yang memisahkan kehidupan ini dengan yang di luar sana. Setelah mereka melewati garis itu, kita tidak bisa melihat mereka lagi, apalagi bicara atau menyentuh mereka, namun kita tahu bahwa mereka belum lenyap sama sekali.

Suatu hari nanti kelak kita semua juga akan berangkat menuju cakrawala kehidupan dan kematian. Sama seperti orang yang sudah terlebih dahulu berangkat, kita tak tahu bagaimana akhir perjalanan itu. Orang yang kita tinggalkan pun hanya bisa memberi kita bekal berupa doa. Semoga kita rela melepas semua orang yang sudah menuju cakrawala kehidupan tersebut serta rela juga ketika harus pergi menuju ke sana meninggalkan segalanya.

Mereka hanya melewati suatu garis kematian, yang memisahkan kita dari yang di luar sana. Kita akan bertemu satu sama lain lagi.







Print Friendly and PDF

Ditulis Oleh : Irrafeisal ~ Journey Of Destiny|We learn together to increase knowledge| we share knowledge and strengthen the friendship

Artikel Journey of Destiny : Cakrawala Kehidupan dan Kematian ini diposting oleh Irrafeisal pada hari Kamis, 28 Juli 2016. Terimakasih atas kunjungan Anda serta kesediaan Anda membaca artikel ini. Kritik dan saran dapat Anda sampaikan melalui kotak komentar. Semoga Artikel Journey of Destiny : Cakrawala Kehidupan dan Kematian ini bermanfaat. Dan Apabila friend Irrafeisal ingin artikel ini ada di postingan Anda, silahkan di copy paste aja, agar bisa menyebarkan lebih luas lagi ilmu yang bermanfaat...

Get free daily email updates!

Follow us!



Share to Facebook Share this post on twitter Bookmark Delicious Digg This Stumbleupon Reddit Yahoo Bookmark Furl-Diigo Google Bookmark Technorati Newsvine Tips Triks Blogger, Tutorial SEO, Info

0   komentar

Cancel Reply








Google PageRank Checker
DMCA.com

Daisy

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

backlink

Website Backlink Service


Auto Backlink Gratis : Top Link Indo

Auto Backlink Gratis : Top Link Indo



Beats Dofollow

Banner Qinthani : Top Link Indo
>