Hati-Hati !! Penyakit Yang datang Pada diri Anda, Kadang Berasal dari Pikiran Negatif Anda Sendiri....
Pada
suatu hari di bulan November 2007, saya mendapat SMS dari teman saya
yang isinya bahwa Pak W (singkatan nama) saat ini masuk rumah sakit
untuk menjalani operasi lambung. Saya heran, pikir saya, lha wong Pak W
itu jualan bermacam-macam produk makanan/minuman kesehatan, dari
beberapa perusahaan MLM besar, yang katanya amat sangat manjur sekali,
kok malah dirinya sendiri masuk rumah sakit?? berita ini pasti nggak
benar, nggak masuk akal. Kemudian saya coba cek ke keluarganya dan
hasilnya: “Ya Benar, pak W masuk rumah sakit, operasi lambung.”
Saya masih tetap heran, setiap kali bertemu pak W, dia selalu cerita bahwa jualannya laris karena dagangannya mempunyai khasiat yang amat sangat manjur luar biasa. Dia pernah cerita bahwa pak A dulunya sakit kanker, tetapi bisa sembuh karena minum ini, sambil menunjukan 1 box minuman kesehatan merk I. Pada kesempatan yang lain, dia cerita pak B sembuh dari stroke karena minum X. Waktu yang lain lagi, ibu C sudah bisa jalan, karena asam uratnya sembuh berkat makanan Z, dst. Barang-barang yang dijualnya itu katanya sudah terbukti bisa menyembuhkan segala macam penyakit, tetapi, pikir saya, dirinya sendiri malahan masuk RS., kok lucu?
Sore harinya saya besuk dia ke Rumah Sakit. Saya bisa bertemu dia, tetapi saya tidak bisa berkomunikasi dengan dia. Karena pesan dokter dia tidak boleh diajak bicara untuk beberapa hari. Di samping tempat tidurnya ada isterinya yang setia menunggui, saya bertanya dengan suara pelan kepada isterinya: “Pak W sakit lambung seperti apa kok harus dioperasi?” Isterinya menjawab: “Dari hasil rontgent, lambungnya rusak, ada lobang sebesar uang logam Rp.1000,- Satu-satunya cara biar bisa sembuh, harus dioperasi.” Saya tanya lagi: “Makanan/minuman kesehatan yang dijualnya kan manjur?” Dijawab dengan lirih: “Makanan kesehatan sudah tidak mampu mengatasi.”
Satu
bulan setelah operasi, saya berkunjung ke rumahnya. Dia belum sembuh
betul, belum bisa bekerja, masih dalam perawatan dokter di rumah, tetapi
sudah bisa leluasa untuk diajak bicara. Setelah berbasa-basi sejenak,
saya bertanya: “Perasaan apa yang Anda rasakan waktu sebelum sakit,
apakah suka marah-marah, atau suka ketakutan, atau suka sedih, atau
iri/dengki, atau apa?” Awalnya dia tidak mau jawab, tetapi sambil
bercakap-cakap kesana-sini, akhirnya dia mengakui: “Selama 2 tahun ini
saya selalu cemas tentang keluarga. Bagaimana tidak cemas, gaji saya
sebagai pegawai negeri sudah habis untuk membayar hutang saya yang dulu
untuk modal bisnis macam-macam tetapi gulung tikar. Dua anak saya masih
kuliah, butuh banyak biaya. Mau jual rumah yang di Mino Martani nggak
laku-laku. Hutang saya terus bertambah. Gimana nggak cemas.”
Setelah dia selesai menceritakan kisahnya, saya yang ngomong: “ Mungkin Karena merasa cemas terus-menerus selama 2 tahun itulah yang menyebabkan lambung Anda harus dioperasi.” Kemudian saya lanjutkan: ”Kalau mau sehat ya lupakan kecemasan itu dan pikirkan yang enak-enak, misalnya bersyukur, atau bersukacita, atau bersenda gurau dengan siapa saja setiap waktu luang.” Dia menyanggah: “Kamu bisa saja ngomong seperti itu, karena kamu nggak mengalami seperti ini. Coba kalau mengalami seperti saya, pasti kamu nggak berani ngomong seperti itu.” Terus saya jawab dengan cepat : “Bisa saja benar seperti itu.... tetapi kalau anda masih tetap terus-menerus cemas, jangan berharap bisa sehat seperti sedia kala.” “Biar bisa memikirkan yang enak-enak, pasrahkan saja kecemasan Anda kepada Tuhan, anggap saja masalahnya sudah selesai, dan sering-seringlah berdoa memohon agar Tuhan memberi rejeki yang halal dan melimpah, biar bisa untuk mencukupi semua kebutuhan keluarga anda, tentang dari mana sumbernya biarkan Tuhan yang mengatur.” Kemudian dia saya tinggali buku saya yang berjudul: “Hidup Yang Selalu Beruntung.” Selanjutnya saya menyarankan kalau ada waktu luang, buku tersebut silakan dibaca, karena di dalam buku tersebut ada kutipan tentang hasil penelitian Dr.Masaru Emoto San dari jepang yang membahas hubungan antara berpikir negatif dengan sakit yang diderita seseorang.
Satu bulan setelah saya mengunjunginya, saya datang lagi ke rumahnya. Saat kunjungan saya yang ini, dia sangat ramah menerima kedatangan saya, bahkan saya diajak makan besar di rumahnya. Hari itu tanggapannya istimewa, tidak seperti biasanya. Di sela-sela pembicaraan, dia mengatakan: “Terima kasih atas saran dan bukunya, saat ini saya sudah nggak cemas lagi, rumah saya di Mino tidak jadi saya jual, saat ini sudah dikontrak orang. Bisnis retail saya bertumbuh, dan syukurlah sudah bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari.” “Yang paling penting, saya sudah bisa hidup lebih rileks karena merubah cara berpikir saya.”
Demikian
sepintas kisah nyata yang menceritakan tentang seseorang (bisa)
menderita sakit karena selalu berpikir negatif. Dari kisah ini juga
tergambar bahwa walaupun seseorang punya resep super manjur dari Doktor
terkenal, atau ramuan herbal yang manjur dari pakar luar biasa
sekalipun, jika dia selalu/sering berpikiran negatif, dia juga tetap
bisa menderita sakit. Akan lebih baik apabila mulai saat ini kita mulai
ber HATI-HATI dengan pikiran kita sendiri. Lha kok bisa seperti itu,
bagaimana nalarnya?
Dr.Masaru Emoto San dalam bukunya yang berjudul “The True Power of Water.” membahas dengan jelas bahwa berpikir negatif yang terus menerus akan meresonansi organ-organ tubuh tertentu sehingga organ-organ tubuh tersebut tidak bisa berfungsi dengan maksimal, akibat selanjutnya akan dapat menimbulkan berbagai penyakit degeneratif, dari yang ringan hingga yang fatal. Misalnya, bila sering cemas, maka lambung akan terresonansi, akibatnya akan terjadi gangguan pencernaan berat, yang dalam jangka panjang lambungnya akan tidak sehat, seperti yang telah dialami oleh pak W diatas.
Secara ringkas, hasil penelitian Dr.Masaru tentang berpikir negatif dan penyakit yang bisa ditimbulkan, sebagai berikut:
- Bahwa jika kita sering membiarkan diri kita stress, maka kita akan mengalami gangguan pencernaan.
- Bila kita sering khawatir, kita bisa terkena sakit punggung.
- Bila kita mudah tersinggung, maka kita akan terkena insomnia (susah tidur).
- Bila sering kebingungan, akan terkena sakit tulang belakang bagian bawah.
- Bila sering membiarkan rasa takut yg berlebihan, akan mudah terkena penyakit ginjal.
- Bila suka cemas akan diikuti sakit dyspepsia (sulit mencerna).
- Bila suka marah bisa sakit hepatitis.
- Bila sering apatis/acuh terhadap lingkungan, bisa mengakibatkan vitalitas melemah.
- Bila Anda sering tidak sabar, bisa mengakibatkan diabetes (sakit gula).
- Bila sering merasa kesepian, bisa mengakibatkan sakit demensia senelis (memori dan kontrol fungsi tubuh berkurang dan bisa menyebabkan kematian)
- Bila sering bersedih, bisa menderita leukemia (yg belum ada obatnya)
- Bila selalu dengki/iri hati terhadap seseorang, mudah mengakibatkan kulit bernanah atau cantengan.
Kalau Anda mau disimpulkan lagi, mengenai pikiran negatif apa saja yang bisa menimbulkan penyakit, inilah jawabannya: “stress,” “khawatir,” “tersinggung,” “bingung,” “takut yg berlebihan,” “cemas,” “marah,” “apatis,” “tidak sabar,” “kesepian,” “sedih” dan “dengki/iri hati.”
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana kita bisa mengerem pikiran-pikiran negatif tsb??? Caranya bermacam-macam, tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita bisa selalu mengendalikan pikiran kita agar jangan sampai sedikitpun dicemari oleh pikiran negatif. Biar pikiran tidak dicemari oleh pikiran negatif, anda bisa coba resep saya, cara ini bukan satu-satunya, masih banyak cara yang lain, yaitu: percaya bahwa apapun yang telah terjadi di dalam hidup kita ini, benar-benar sudah tepat setepat-tepatnya sesuai dengan garis rencana semesta (Tuhan) untuk menyadarkan diri, dari yang tidak kelihatan menjadi kasat mata. Untuk ini kita perlu selalu berpikir netral dalam setiap kejadian. Bisa juga kita selalu berpikir seolah-olah semua kejadian baik-baik saja. Makanya, kalau terasa ada beban, ya pasrahkan saja kepada semesta (Tuhan) yang berkuasa mengatur hidup kita. Sebaliknya, kalau ada rejeki besar, kita juga harus mau sepakat dengan rencana semesta (Tuhan) yang selalu ingin mensejahterakan semua orang(Artinya Kita Wajib Berbagi tanpa hitung-hitungan). Kalau kita bisa berpikir netral dan berpikir semua kejadian adalah baik-baik saja maka kita akan bisa selalu berterimakasih dalam segala kejadian, kita bisa selalu bersyukur setiap saat. Kalau sudah begini, tentu saja pikiran kita akan bisa terbebas dari pencemaran pikiran-pikiran negatif.
Cobalah selalu memfilter semua perasaan/emosi kita agar tidak menimbulkan pencemaran negatif pada pikiran sendiri, dengan cara selalu bersyukur setiap saat. Kalau sudah bisa melakukan seperti ini terus-menerus nanti kan berbagai masalah dan penyakit bisa dicounter dengan sendirinya. Segala masalah bisa tuntas-tas dan badan terasa sehat-wal-afiat tidak kurang suatu apapun.
Anda Belum yakin?? Silahkan Anda Buktikan sendiri terhadap orang-orang dilingkungan Anda
0 komentar