Selasa, 12 November 2013

Stress Dapat Mengganggu Kesuburan

Para ilmuwan menyatakan bahwa wanita dengan tingkat stress yang tinggi mengalami gangguan ovulasi yang ditandai dengan terhentinya siklus menstruasi, seperti yang dijelaskan dailymail.co.uk. Anehnya, wanita-wanita dengan jadwal kerja yang padat dan bertekanan besar merasa diri mereka bebas dari stres.
Profesor Sarah Berga dari Emory University di Atlanta, Georgia melakukan studi terhadap 16 wanita berusia 20an-30an yang terhenti siklus mentruasinya dan dalam jadwal kerja yang padat. Pada tubuh semua wanita tersebut ditemukan hormone kortisol yang kadarnya hanya tinggi pada orang-orang yang mengalami stres.
Kemudian separuh dari wanita-wanita tersebut diberikan terapi sedangkan yang lainnya tidak. Dan hasilnya pun membuktikan bahwa stres betul-betul mempengaruhi kesuburan seorang wanita. Sebanyak delapan wanita yang diberikan terapi tadi mengalami menstruasi kembali setelah 20 minggu dan 2 bulan setelahnya mereka positif hamil.
Terapi yang bisa diberikan kepada wanita yang mengalami stres adalah dengan terapi curhat. Terapis akan mengajak bicara pasien dan menceritakan humor lucu untuk memancing endorfin dikeluarkan oleh tubuh dan mampu mengatasi stres secara perlahan.
Jadi, Ladies, tak selalu masalah yang melatarbelakangi sulit hamil adalah kualitas sperma suami ataupun bermasalahnya rahim Anda. Stres juga dapat menjadi pemicunya. Maka dari itu, jika Ladies semua ingin segera hamil, harap perhatikan jam kerja dan waktu istirahat Ladies. Jangan sampai stres yang Ladies alami tertumpuk pekerjaan hingga tak terasa dan menggangu kesuburan Ladies.

Mazhi



Tidak ada komentar:

Posting Komentar