Senin, 22 Juli 2013

Puasa Enam Hari Di Bulan Syawal

Salah satu dari banyaknya pintu kebaikan adalah puasa sunnah. 

Seperti yang disabdakan oleh Rasullulah yang artinya:
Maukah aku tunjukkan padamu pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, …” HR. Tirmidzi


Puasa dalam hadits ini disebut sebagai perisai bagi seorang muslim, baik di dunia maupun di akhirat. Di dunia, puasa adalah perisai bagi maksiat dan di akhirat puasa adalah perisai dari api neraka. Dalam sebuah hadits Qudsi disebutkan yang artinya:


“Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku mencintainya.” HR. Bukhori: 6502

 

Berpuasa di bulan Syawal, seperti puasa setahun penuh

Salah satu puasa yang disunnahkan dilakukan setelah puasa di bulan Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Puasa ini memiliki keutamaan yang istimewa. Dari Abu Ayyub Al Anshori, 

Rasulullah bersabda yang artinya:
Barangsiapa yang berpuasa Romadhon kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” HR. Muslim no. 1164


Dari Tsauban, Rosulullah Shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:
Barangsiapa berpuasa enam hari setelah hari raya Iedul Fitri, maka seperti berpuasa setahun penuh. Barangsiapa berbuat satu kebaikan, maka baginya sepuluh lipatnya.” HR. Ibnu Majah

Imam Nawawi rohimahulloh menjelaskan dalam Syarh Shohih Muslim 8/138, “Dalam hadits ini terdapat dalil yang jelas bagi madzhab Syafi’i, Ahmad, Dawud beserta ulama yang sependapat dengannya yaitu puasa enam hari di bulan Syawal adalah suatu hal yang dianjurkan.”

Puasa enam hari dilakukan setelah Idhul Fitri

Puasa Syawal dilakukan setelah Idhul Fitri, tidak boleh dilakukan pada saat hari raya Idul Fitri. Hal ini berdasarkan larangan Rasulullah yang diriwayatkan oleh Umar bin Khattab, yang mana beliau berkata: “Ini adalah dua hari raya yang Rosulullah melarang berpuasa di hari tersebut: Hari raya Iedul Fithri setelah kalian berpuasa dan hari lainnya tatkala kalian makan daging korban kalian (Iedul Adha).” (Muttafaq ‘alaih)

Apakah puasa Syawal harus berurutan?

Imam Nawawi ra menjawab pertanyaan dalam Syarh Shohih Muslim 8/328. Dijelaskan bahwa lebih utama berpuasa enam hari berturut-turut setelah Idhul Fitri. Namun jika ada orang yang berpuasa syawal dengan tidak berturut-turut atau di akhir bulan, maka ia masih mendapatkan keutamaan puasa Syawal berdasarkan konteks hadits diatas. Pendapat ini benar, diperbolehkan berpuasa secara berturut-turut maupun tidak, baik di awal, tengah atau akhir bulan Syawal. Namun tentunya yang lebih utama adalah bersegera dalam melakukan amal yang baik, sebagaimana yang dianjurkan oleh Allah dalam sebuah firmanNya yang artinya,

Maka berlomba-lombalah dalam kebaikan.” Al Maidah: 48

Mendahulukan qadha’ puasa Ramadhan

Jika seseorang memiliki tanggungan puasa Ramadhan, maka itu yang harus didahulukan. Mendahulukan sesuatu yang wajib adalah melepaskan diri dari beban kewajiban. Para ulama seperti Ibnu Rojab ra. dan Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin dalam bukunya masing-masing memiliki pendapat yang sama dalam hal ini. Yakni mendahulukan yang wajib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar